I know you love us.
I know that you care about us. Extreamily caring.
I know you're worried about us.
I know you do not want to see us in distress, sad.
I know every single things that you do, solely for us.
But, I feel your way a little bit wrong, I felt a little uncomfortable.
Honestly, I'm tired of having to like this, almost every day.
We don't need all the treasures that exist if no balanced with tranquility.
I need peace.
Sorry to say this.
But, without you knowing it, I love you more than you know, forever. and Thanks. We love you. So much.
Jumat, 28 November 2014
Kamis, 27 November 2014
Sepucuk Surat Untuk Sahabat
Sahabat...
Aku terperangkap dalam sepi yg
melelahkan ketika jarum panjang menunjukan angka 00.00 ditambah rinai hujan
diluar jendela membuat kesepian itu menjadi beku. Ini adalah malam pertama aku
tidak akan pernah lagi mendengar suaramu lewat ponselku, aku tau ini adalah keputusan
tersulit yg kulakukan, keputusan dimana ego ku sedang beraksi dan kini tanpa ada lagi bayang bayang mu, tanpa ada lagi tawa
dan candamu, apalagi sapaanmu lewat nyanyian menjelang tidur membawaku dalam
mimpi disetiap malamku ( np : Sebelum Kau Tidur – Mocca ) yaah... lumayan lama
kita menjalani hari hari dalam keceriaan dalam kebahagiaan. Kamu adalah sahabat
terbaik yang dikirimkan Tuhan untukku. Kamu membuat tangisku menjadi senyuman
dan lemahku menjadi sebuah kekuatan. Aku menyayangimu, sahabat. Karna kamu
hadir tepat disaat aku tidak memiliki seseorang tempat berbagi, kamu hadir
tepat disat aku lelah menapaki jalanku sendiri, dan disaat aku terpuruk dengan
permasalahan kesehariank. Kamu memberi warna baru dalam hidupku, dan aku yakin
Tuhan memang mengirimmu untuk menemaniku menapaki jalan baru dalam hidupku,dulu.
Namun sekarang semua harus kusudahi, sungguh sebelumnya aku sama sekali tidak
mengira bahwa ini terjadi, sungguh semua ada di luar byanganku, aku tak
menyangka semua secepat ini. Aku harus mencoba menjalani semuanya seperti
sebelum mengenalmu, aku ingin terbang lepas menikmati alam beserta kajaibannya
merdeka dari kungkungan sisa pesonamu yg melelapkan, tapi jujur kuakui aku
kalah. Saat pertama aku melewati malam tanpa mendengar suaramu terasa teramat
berat. Tapi apapun itu aku tidak akan menyerah, ada atau tanpamu hidup akan
terus berjalan. Aku harus belajar menapaki hari hari itu sendiri walau
langkahku tertatih.. bahkan mungkin terjatuh lagi....
Sahabat...
Mengenalmu aku seperti
berkaca pada diriku sendiri, tapi mengapa disaat aku telah menemukan apa
yangg kucari selama ini, kamu pergi dan meninggalkan aku menapaki jalan itu
sendiri. Aku benci jarak dan waktu. Kini kita telah berbeda. Bullshit ketika
seseorang bisa merasa sempurna ketika jarak dan waktu menjadi penghalang
semuanya. Aku sempat gamang dan merasa Tuhan tidak adil mengambil seseorang yang
pernah dikirimkannya untukku. Pahit memang, tapi aku bukan seseorang yg lemah yang
gampang menangis kemudian menumpahkan semuanya kepada orang lain. Aku sempat
terpuruk. Merasa semuanya sudah hampa dan sia-sia.
Sahabat...
Tapi ternyata aku salah, Tuhan
memberikan orang yang tepat disaat yg tepat pula. Dia memang tak sesempurna
yang selalu ada di anganku, tapi ada sesuatu yang membuat aku kalah. Dia bisa
membuat aku menjadi aku yg dulu. Dia bisa membangkitkan semangatku dengan
senyum tulusnya, sungguh menawan. Seseorang yg kemudian menjadi sahabatku yang menggantikan
posisimu dan mengubur cerita usang. Terima kasih sahabat. Pelajaranmu sungguh
berharga.
Jakarta,
19 November 2014
...
Selasa, 11 November 2014
Semua Ada Masanya
Iseng doang nih, lagi kepikiran buat nulis dikit, tapi bingung ini puisi atau sekedar karangan hehe inspirasi hanya spontanitas aja sebagai intermezzo sebelum tidur, cakung juga diluar. Its raining outside..
Apa kabar indah?
Apa kau tak bosan? Untuk selalu mempesona..
Malam saja bisa berlalu, kalau sudah masuk waktunya
Pagi pun juga enggan menghalangi hadirnya matahari..
Karna semua sudah ada waktunya, semua punya massanya
Tapi, mengapa kau tak ikut berlalu juga?
Biarkan daun-daun baru lagi yang bersemi, kau gugur saja..
Kau sudah masanya untuk terbang bersama tiupan angin
Bercengkramalah denga mereka, yang akan membawamu untuk melihat keindahan lain..
Tak ada gunanya bercerita lagi
Biarkan aku bebas menari seperti ombak di tepi pantai..
Yang tak hiraukan berapa tulisan dan istana pasir yang ku sapu..
Dan bergandengan dengan angin yang sekarang menuntunku..
Yang jelas, aku bahagia..
Tanpa senyummu yang penuh cerita
Tanpa tatapanmu yang menyejukkan
Selamat malam indah, jangan berhenti untuk semakin mempesona.
Sabtu, 08 November 2014
Hidup Memang Pilihan
Yes or No?
Right or Left? Take it or Leave it? . These kind of things that I do hate so
much.
Ya, dari
semenjak aku baru mengenal dunia—hingga sekarang, hal ini yang selalu singgah
untuk menjadi beban berat di fikiran ku. Ibarat kata “lebih baik aku terjatuh dijalan
berlobang yang sesungguhnya belum aku ketahui sebelumnya, dari pada aku harus
memilih dan memutuskan untuk melewati jalan yang mana, namun akhirnya kupilih
jalan berlobang itu—terjatuh, terjerumus dan akhirnya menyesal.
Andai saja
aku setegas yang orang-orang fikirkan, mungkin tak banyak penyesalan yang aku
hadapi. Walau aku tau, orang-orang yang menyesal adalah orang-orang yang
merugi. How suffer loss I am. Nasi udah jadi bubur, pepatah ter-mainstream yang
selalu setia dikamusku sampai sekarang.
Hidup adalah
pilihan. Ya, memang. Sangat mudah memang untuk mengetik pernyataan tersebut,
but it’s not looks like a fact. Aku benci! Aku benci diriku sendiri ketika
berhadapan dengan sebuah pilihan, kenapa aku begitu lemah untuk memilih antara
kalian, pilihan.
Tapi, aku
bukan termasuk orang-orang yang kalah. Yang selalu terpuruk didalam
kebimbangan, yang selalu tebebani dengan kesalahan. Aku berani, aku berani
untuk berubah. Dari sekarang.
Jarum jam sudah menyentuh angka 00:00, waktu yang paling rawan hal-hal halus berkeliaran, hehehehe. Sekian.
Jangan biarkan malam mu berlalu tanpa mengantarmu terlelap. Selamat malam, kamu yang mengagumkan.
Langganan:
Postingan (Atom)